Cari Blog Ini

Jumat, 23 Desember 2011

1. Valentino Rossi Tetap Selipkan Nomor 58 -
VALENTINO Rossi sepertinya tak bisa melupakan
mendiang Marco Simoncellli yang meninggal dalam
insiden di GP Malaysia Oktober lalu. Sebagai
penghormatan untuk kompatriotnya tersebut, Rossi
akan memakai helm yang memakai tanda bertuliskan
58, yang merupakan nomor milik Simoncelli, untuk balapan musim depan. Saat membalap di seri Valencia 2011 lalu, Rossi
menutup kepalanya dengan helm berdesain khusus
bercirikan Simoncelli. Tapi itu rupanya belum dianggap
cukup olehnya. Dalam kesempatan live webcast di Dainese.com ketika
menjawab sejumlah pertanyaan dari fan, Rossi pun
menuturkan kalau musim depan ia akan kembali
mengenakan helmnya lagi, meski akan ada tambahan
untuk mengenang Simoncelli. "Aku akan terus menggunakan helm yang
didedikasikan untuk Simoncelli, setidaknya selama tes
musim dingin," kata Rossi seperti dikutip Crash. "Kelihatannya bagus. Aku suka dan aku suka mengeng
Sic. Aku pikir musim depan aku akan menggunakan
desain helmku yang biasa, tapi aku akan
menambahkan sesuatu untuk mengenangnya. Sebuah
#58," lanjut rider Ducati itu merujuk kepada nomor
Simoncelli. Rossi juga mengungkapkan harapannya tetap
membalap dalam delapan tahun ke depan sampai ia
menjelang usia 40 tahun. "Saya masih ingin terus
balapan dengan motor dan dengan mobil," katanya.


2. Dorna Segera Bahas Perubahan Regulasi Menyikapi krisis ekonomi global yang terjadi di Eropa
dan Amerika yang mengancam kelangsungan balapan
motor dunia MOTOGP menjadikan bos Dorna selaku
penyelenggara, Carmelo Ezpeleta akan segera
melakukan pertemuan individu dengan manajemen
pabrikan motor Honda, Yamaha, dan Ducati. Beberapa agenda penting bakal mendesak perubahan
radikal aturan teknis di MotoGP dengan tujuan
pemangkasan anggaran agar membuat tim pabrikan
tetap eksis ikut serta.
Perubahan yang diinginkan Ezpeleta, di antaranya ECU
(Electronic Control Unit) dikontrol dan putaran mesin dibatasi hingga 16.000 rpm. Selain itu, sepeda motor
balap yang baru 1.000 cc, mesinnya sesuai untuk
produksi dengan menggunakan sasis prototipe. Sepertinya gagasan ini mendapat respon baik dari tim
pabrikan Honda, Yamaha dan Ducati meski demikian
tim pabrikan kurang sepakat soal ECU. Menurut mereka bila putaran mesin dibatasi dan ECU
dikontrol, berarti mengambil sebagian kebebasan dan
kreativitas..


3. Stoner Nilai Seluruh Sirkuit Berbahaya - Sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, dinilai Stoner
sebagai satu-satunya sirkuit paling aman. Sayangnya,
Federasi Balap Motor Internasional (FIM) menolak
menghomologasi atau mengesahkan Spa sebagai
sirkuit MotoGP. Yang ironis, FIM justru menilai sirkuit
yang punya 20 tikungan itu tak aman buat MotoGP. So, tanpa Spa di kalender MotoGP, Stoner menilai tak
ada sirkuit aman. Stoner bahkan menyindir semua
usaha membuat balapan aman justru menjadikannya
lebih berbahaya. Stoner mengambil contoh perubahan kapasitas motor
dari 500cc 2-Tak (GP500) ke era MotoGP dari 990cc 4-
Tak disusul 800cc 4-Tak dan 1000cc 4-Tak di
2012.Besarnya power motor makin menuntut para
pembalap memiliki tingkat kalkulasi super akurat
sebelum melakukan aksi apa pun di lomba. "Perubahan regulasi lomba dan motor jugamengubah
masalah. Di awal 1990-an, di era500cc, para pembalap
punya cukup ruang di lintasan. Mereka tak akan
menyentuh garis putih di tikungan. Pembalap
sekarangtak melakukan itu," kata Stoner. Ia melanjutkan, "Dulu, jarak antarpembalap bisa 30, 40,
atau 50 meter dan 3 atau 4 pembalap mengerem
berbarengan tak ada masalah. Sekarang, kami tak bisa
melakukan itu. Kami harus lebih akurat karena semua
orang berusaha melewati batas kemampuan.Situasi
kian berbahaya dengan adanya dinding dan pagar di sisi lintasan. "Saya rasa tak ada yang lebih aman di MotoGP
sekarang. Selalu ada faktor risiko. Pengembangan kelas
lebih rendah (dari motoGP), GP 125 dan Moto2, juga
menuju arah yang salah." Stoner pun mengkritik penggunaan rumput sintetis dan
tarmac (aspal) di clearance zone. Pasalnya, banyak
rider justru memanfaatkan ini untuk memotonglintasan.
Ironisnya, FIM tak punya regulasi yang memberi penalti
terhadap pembalap yang melakukan ini. Stoner lantas mengajukan usul sebaiknya rumput
sintetis digantikan rumput asli. Dengan begitu, tiap
pembalap yang melintasi rumput sungguhan itu besar
kemungkinan akan jatuh karena licin dan tak bisa
kembali ke lintasan. "Tak ada rumput asli. Hanya rumput sintetis dan tarmac
di chicane. Para pembalap jadi memotong dan balik ke
lintasan dengan mudah. Tak ada penalti buat
pelanggaran itu. Mereka memanfaatkan tiap inci tarmac
di clearancezone setelah keluar lintasan," keluh Stoner. "Ada lebih banyak rumput di sisi lintasan sekarang, tapi
itu sintetis. Para pembalap bisa melintasi dan balik ke
lintasan. Andai itu rumput asli, pembalap tak akan
melintasinya karena licin." Juara dunia 2007 dan 2011 ini menambahkan ,"Hal
semacam ini sejujurnya bikin saya kecewa. Semua
pembalap menggunakan seluruh bagian sirkuit tanpa
mendapatkan penalti. "Saya melihat banyak pembalap keluar lintasan, tapi
mereka kembali lagi dan tak ada penalti untuk itu.
Seharusna FIM bilang, 'Anda berbuat salah. Anda harus
dihukum'. "Sirkuit Le Mans, Prancis, tak terlalu buruk karena tak
ada clearance zone terlalu lebar.Tapi, Sirkuit Catalunya,
Spanyol, ada tarmacyang menolong pembalap. Itu
sebabnya, terkadang sulit menonton balapan lantaran
para pembalap tak takut (dipenalti)."


4. Ambisi Barbera Kalahkan Rossi - Dibandingkan 2011, Barberabakal punya motor lebih
mumpuni di 2012atau tepat dimulainya era MotoGP
1000cc. Ini menyusul keputusannya meninggalkan
Aspar Team dan bergabung ke Pramac Racing. Barbera jadi pembalap tunggal Pramac Racing. Ia
menggantikan Loris Capirossi yang pensiun dari MotoGP
dan Randy de Puniet yang hengkang ke Mapfre Aspar
Team. Seperti di 2011, Barbera bakal menggeber lagi
Ducati. Tunggangan ini serupa yang bakal di pakai Rossi
bersama tim pabrikan Ducati di 2012. Kontan, berbekal pengalaman memacu Ducati
Desmosedici GP11 tahun ini, Barbera
optimistis bakal mengalahkan 2 rider pabrikan Ducati
(Rossi dan Nicky Hayden, Barbera. "Target utama saya di 2012 adalah ada di depan
pabrikan Ducati baik Rossi maupun Hayden. Saya belum
juara, tapi saya yakin sudah melakukan tugas bagus di
2011," ungkap Barbera kepada harian Spanyol, Marca,
Kamis (22/12).


5. Stoner Pebalap Australia Termahal - Casey Stoner telah mendominasiMotoGP musim 2011
dengan 10 kemenangan dan berhasil meraih gelar
juara dunianya yang kedua. Namun raihantersebut tidak membuatnya berada pada
puncak daftar 50 olahragawan Australia dengan
bayaran tertinggi tahun ini. Dalam daftar yang dikeluarkan oleh BRW Australian
Business Publication itu, disebutkan bahwa Stoner
berada di posisi ke-2 dengan pemasukan senilai 9,5 juta
dolar Australia. Pemain center tim NBA Milwaukee Bucks, Andrew
Bogut berada di urutan teratas dengan bayaran sebesar
13 juta dolar, padahal prestasi Bogut tidak terlalu
gemilang, yakni hanya mampu meraih rata-rata 12,8
poin dan 11,1 rebound per game. Namun Stoner masih tetap merupakan pebalap
Australia dengan bayaran tertinggi. Mark Webber yang
menduduki posisi pertama tahun lalu, pada 2011 ini
melorot ke posisi ke-3, masih dengan bayaran sebesar
9 juta dolar.

keberuntungan tak dapat

UPDATE | Pedrosa: “Keberuntungan Tak Dapat
Dikontrol” – Dani Pedrosa mengakhiri musim 2011 tidak sesuai
dengan harapan. Dengan Honda RC212V berada di
puncak performanya, Dani yang paling tahu seluk beluk
motor itu harus mengaku kalah dari rekan satu timnya,
Casey Stoner yang notabene baru pertama kali naik
Honda 800cc. Banyak yang menilai kekalahan Pedrosa lebih karena
faktor keberuntungan yang tidak berpihak kepadanya.
Kecelakaan pada MotoGP Prancis yang berlangsung di
sirkuit Le Mans menjadi indikatornya. Insiden yang
dialami bersama Marco Simoncelli telah membuatnya
terpaksa melewatkan tiga seri berturut-turut. Tetapi Pedrosa sendiri menolak jika kegagalannya
semata-mata karena kurang beruntung. “Tidak, saya pikir secara umum saya sudah cukup
beruntung tapi saya tidak bisa bermain semusim penuh.
Tahun lalu, misalnya, dimulai dengan motor yang terlalu
longgar dan saya menghabiskan waktu lama hingga
mulai berjalan dengan baik. Kadang-kadang saya
mengalami nasibburuk, seperti ketika motor rusak di Jepang, saya jatuh dan lukanya terbawa hingga dua
seri. Keberuntungan telah menemani Anda, tetapi juga harus
bisa melihat. Keberuntungan tidak dapat dikontrol
tetapi Anda dapat menghilangkan faktor risiko,”
ungkap Pedrosa dalam sebuah wawancara dengan
media Spanyol Sport . Sementara itu Pedrosa juga mengaku cukup terkejut
dengan perbedaan perfomarekan senegaranya, Jorge
Lorenzo yang begitu mendominasi di musim 2010
namun keteteran di musim 2011 ini. “Pada tahun 2010 sangat kuat dan dapat memiliki
dampak dalam beberapa faktor musim ini:
memenangkan kejuaraan, Anda melepas beban di atas
(pundak) dan suka atau tidak Anda bisa kehilangan
motivasi dan ambisi. Tapi ketika ambisi bersaing pulih.
Motor mereka di tahun-tahun sebelumnya lebih baik. Sekarang mungkin belum begitu kuat namun telah
menjalani kejuaraan yang baik.” Bagaimana dengan Casey Stoner? Team-mate yang
telah sukses mengalahkannya?
“Dia adalah juara saat ini, pasti akan maju. Dia adalah
seorang rider yang rata-rata bagus di semua sirkuit dan
cepat setiap saat.” Dalam kesempatan yang sama, Pedrosa juga diminta
komentarnya tentang sesuatu yang sepertinya wajib
ditanyakan kepada tokoh balap manapun yakni tentang
performa Valentino Rossi di tahunpertamanya bersama
Ducati. “Setiap orang memiliki banyak pendapat tentang hal
ini dan tidak ada yang lebih baik dari Rossi yang tahu
apa yang terjadi, mengapa tidak bisa beradaptasi
sebaik Stoner, sama seperti Melandri dan yang lainnya.
Hal pertama yang terlintas dalam pikiran, tanpa harus
menguji Ducati adalah trik Anda memainkan kepala meskipun berpengalaman. Ketika Anda bertahun-tahun
mengendarai motor Jepang dan memiliki banyak
pengalaman dan berpikir bahwa ini telah matang,
misalnya set-up, dan Anda terus melakukannya. Dan di
sini kepala Rossi tidak siap untuk perubahan sebesar
ini, sangat radikal.” Masih ada kaitannya dengan Rossi, Pedrosa mengaku
tidak yakin bahwa perubahan regulasi test yang
melonggarkan pengujianbersama rider resmi adalah
efek dari protes keras yang sempat dilayangkan
olehRossi. “Kami juga dapat menguji semua yang Anda inginkan,
karena kita telah dibatasi jumlah ban. Apa yang telah
berubah adalahbahwa ada test yang dilakukan oleh
test rider dan Anda juga dapat berpartisipasi. Saya tidak
percaya bahwa perubahan datang karena Valentino
telah begitu mendesak. Ketika kita berada di Komisi, (ia) adalah salah satu rider yang berkontribusi paling
banyak, karena ia jugasalah satu yang mempunyai
kelebihan, tapisatu hal adalah untuk kebaikan semua.
Seorang pemain tenis atau pengendara sepeda dapat
berlatih setiap hari.” Tahun 2012 mendatang MotoGP kembali ke 1000cc, Dani
cukup antusias menyambut datangnya musim baru.
Setelah sempat menguji versi awal RC213V ia berharap
Honda mampu mempertahankan performa terbaiknya
dengan tentunya tanpa mengesampingkankemempuan
lawan, terutama Yamaha. “Sekarang kita telah pulih. Mudah-mudahan kita dapat
membuat motor yangbaik dan sampai ke balapan
pertama dengan pilihan yang baik. Kita tidak boleh
tersesat karena Yamaha, dari luar, tampak hebat.” Selain kembali ke 1000cc, musim depan MotoGP juga
mempunyai kategori baru, CRT. Seperti kebanyakan
rider lain, Dani pun tak terlalu yakin dengan performa
tim-tim CRT itu, terutama di musim perdananya. “Material lebih rendah, tetapi tidak hanya motor tetapi
juga komponen seperti ban, rem, suspensi. Semuanya
buruk. Dan rider yang membawa CRT tidak memiliki
banyakpengalaman, dengan pengecualian seperti
Edwards dan de Puniet. Pada tahun pertama akan ada
perbedaan besar dan melihat bagaimana mereka berevolusi.” Namun Dani tetap mendukung dan memeberi
kepercayaan terhadap kategori baru di MotoGP ini,
walau ia mengaku tidakyakin jika suatu saat nanti
harus naik motor CRT. “Kita harus memberikan kepercayaan kepada
kategori ini karena kita sudah melihat bahwa di Moto2
telah terjadi perubahan yang baik, kami
mengharapkanmoto3 juga. Jika saya harus
mengendarai CRT tidak akan terlalu senang, saya sudah
naik prototype yang sangat kuat sepanjang hidup saya dan itu akan menjadi langkah mundur. Saya tidak tahu
apakah akan menyenangkan untuk meninggalkan
MotoGP, (karena) itu adalah yang terbaik.”